PENGGOLONGAN PESTISIDA
Pestisida yang dijual di pasaran sangat banyak macamnya. Persoalannya adalah bagaimana cara memilih pestisida yang ada di pasaran tersebut. Untuk memilih pestisida yang benar agar sesuai dengan yang diperlukan, perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan sifat pestisida, jasad sasaran serta cara aplikasinya.
1. Penamaan Pestisida
Nama suatu pestisida dapat digunakan untuk mengetahui sifat yang mencirikannya. Setiap pestisida yang diperdagangkan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bahan aktif, bahan-bahan pembantu dan bahan pembawa. Bahan aktif adalah senyawa kimia yang mempunyai efek pestisida, yakni efek meracuni atau efek biologi lainnya. Misalnya sebagai penarik, pengusir dsb. Bahan pembantu merupakan senyawa-senyawa yang ditambahkan untuk menjadikan suspensi menjadi stabil, sehingga penggunaan bahan aktif pestisida menjadi lebih efektif ( contoh: agen dispersi , emulsifier ). Bahan pembawa merupakan senyawa pembawa bahan aktif ( contoh : pelarut organik, lempung mineral ).
Cara penamaan pestisida dapat didasarkan dalam beberapa hal, yaitu : Nama umum bahan aktif, Nama perdagangan dalam bentuk formulasi, Nama struktur kimia dan Struktur rumus molekul bahan aktif
Sebagai contoh pemberian nama terhadap Furadan. Nama umum bahan aktif CARBOFURAN. Nama perdagangan biasanya diberikan oleh pabrik atau oleh formulator dalam hal ini ada yang memberi nama Furadan 3 G, Curater 3 G, Petrofur 3G, Dharmafur 3 G. Nama struktur kimianya adalah 2,3-dihidro-2,2- dimethyl-7-benzofuranyl methylcarbamate.
Dengan mengetahui kandungan bahan aktif suatu pestisida, maka kita tidak perlu terikat pada satu nama dagang, tetapi kita dapat memilih pestisida dari berbagai nama dagang yang ada. Demikian pula kalau dikehendaki untuk mencampur pestisida maka perlu dihindari pencampuran pestisida dari bahan aktif yang sama.
2. Berdasarkan Cara Penggunaan
Dalam bidang pertanian , pestisida dapat digunakan dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Penyemprotan (Spraying )
Penyemprotan adalah cara penggunaan pestisida yang paling banyak dipakai oleh petani. Diperkirakan 75 % penggunaak pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan. Dalam penyemprotan larutan pestisida ( pestisida diatambah air ) dipecah oleh nozzel ( spuyer ) atau atomizer menjadi butiran semprot atau droplet. Bentuk sediaan ( formulasi ) yang digunakan dengan cara penyemprotan meliputi E.C; W.P; WS atau SP. Sedangkan penyemprotan dengan volume ultra rendah ( Ultra low volume ) digunakan formulasi ULV. Dengan menggunakan alat khusus yang disebut mikroner.
b. Pengasapan atau Fogging.
Pengasapan adalah penyemprotan pestisida dengan volume rendah dengan ukuran droplet yang halus. Perbedaannya dengan penyemprotan biasa adalah yang dibuat pencampur pestisida adalah minyak solar dan bukan air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan sehingga menjadi semacam kabut asap yang kemudian dihembuskan. Fogging banyak digunakan untuk mengendqlikan hama gudang, hama tanaman perkebunan serta vektor penyakit dilingkungan misalnya untuk mengendalikan nyamuk malaria.
c. Penghembusan (Dusting )
Penghembusan merupakan cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk tepung hembus ( D, dust) dengan menggunakan alat penghembus ( duster ). Jadi penggunaannya dalam bentuk kering.
d. Penaburan ( broadcasting ) pestisida butiran ( Granuler )
Penaburan pestisida butiran adalah cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk butiran dengan cara ditaburkan. Penaburan dapat dilakukan dengan tanganlangsung atau dengan menggunakan alat penabur ( granule broadcaster ).
e. Perawatan benih ( Seed dressing , Seed treatment, Seed coating )
Perawatan benih adalah cara penggunaan pestisida untuk melindung benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak diserang oleh hama atau penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD atau ST.
f. Pencelupan (Dipping ).
Pencelupan adalah penggunaan pestisida untuk melindung tanaman (bibit, cangkok, stek )agar terhindar dari serangan hama maupun penyakit. Pencelupan dilakukan dengan mencelupkan bibit atau stek ke dalam larutan pestisida.
g. Fumigasi ( Fumigation )
Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigan baik yang berbentuk padat, cair maupun gas dalam ruangan terttutup. Fumigasi umumnya digunakan untuk melindungi hasil panen dari kerusakan karena serangan hama atau penyakit ditempat penyimpanan. Fumigan dimasukkab ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan berubah kedalam bentuk gas ( fumigan cair maupun padat ) yang beracun untuk membunuh OPT sasaran yang ada dalam ruangan tersebut.
h. Injeksi
Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara memasukkan kedalam batang tanaman, baik dengan alat khusus ( injeksi ataupun infus ) maupun dengan jalan mengebor tanaman. Pestisida yng diinjeksikan akan tersebar keseluruh tanaman bersamaan dengan aliran makanan dalam jaringan tanaman. Injeksi dapat juga digunakan untuk sterilisasi tanah.
i. Penyiraman ( drenching, Pouring On ).
Penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan disekitar akar tanaman untuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran atau dituangkan pada sarang semut atau sarang rayap.
3. Menurut OPT Sasarannya
Pengetahuan tentang pengelompokan pestisida berdasarkan jasad sasaran sangat penting bagi petani ( pengguna ) sebagai pengetahuan dasar untuk memilih pestisida yang tepat. Tidak ada gunanya kita menggunakan insektisida untuk mengendalikan penyakit tanaman atau sebaliknya menggunakan fungisida untuk untuk mengendalikan hama tanaman. Hanya mungkin ada pestisida yang beefek ganda artinya bisa digunakan untuk mengendalikan lebih darui satu jenis OPT, misalnya Karbofuran dan triazofos yang lebih dikenal sebagai insektisida tetapi juga dapat digunakan sebagai nematisida.
Penggolongan pestisida menurut OPT atau kelompok OPT sasarannya diberikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 : Pengelompokan pestisida berdasarkanjenis OPT sasaran
Pestisida Jasad sasaran contoh
Insektisida insekta Sevin, Diazinon, Decis, Dipel
Fungisida jamur (fungi) Dithane, Benlate, Antracol
Herbisida gulma (herba) Gramoxon, Dalapon, Roundup
Rodentisida tikus (rodent) Warfarin, Diphacin, Klerat
Akarisida akarina Kelthane, Trition
Nematisida nematoda Nemagon, Nemacur
Molluskisida siput Morestan, Brestan 60
Bakterisida bakteri Bacticine, Agrimycine
Penggunaan pestisida pertanian umumnya didominasi oleh insektisida, fungsida dan herbisida. Oleh karena itu pembahasan dalam kuliah ini akan dititik beratkan pada ketiga kelompok pestisida tersebut.
4. Menurut Formulasi
Bahan aktif pestisida tidak dijual begitu saja untuk penggunaan oleh petani. Kecuali harganya sangat mahal juga sangat berbahaya karena sangat beracub serta sulit digunakan di lapangan. Karena itu dalam perdagangan , bahan aktif perlu diformulasikan terlebih dahulu dengan dicampur bahan bahan pembantu atau bahan tambahan misalnya suatu solvent, emulsifier, diluent, carrier ataupun synergist.
Formulasi pestisida sangat erat kaitannya dengan cara penggunaannya. Formulasi Dust misalnya sepintas sangat mirip dengan WP tetapi cara penggunaannya sangat berbeda. Pada formulasi dust cara penggunaannya dengan dihembuskan , sedangkan cara penggunaan untuk formulasi WP adalh dengan disemprotkan.
2 komentar:
Terima kasih atas penjelasannya, sangat membantu. :)derec
mohon ditampilkan dalam bentuk tabel 1. macam-macam hama dan penyakit padi, 2. bahan aktif pestisida yg untuk menanggulangi hama 3. Contoh pestisidanya. Terima kasih
Posting Komentar